Opini  

Jangan hanya Diam :: Kawan ::

Diam dalam literatur arab berarti sukut atau adamul harokah, diam sendiri bermakna tanpa kreasi, tanpa gerak atau tanpa jangkauan Imajinasi. Dengan diam tak ada sesuatu yang dihasilkan, dan hanya teori dan impian yang selalu difikirkan. Dengan bergerak, laju perubahan senantiasa berjalan dinamis.

Kita seolah nyaman akan hegemoni yang selama ini membelenggu, baik hegemoni tekhnologi,sosial hingga budaya. Di satu sisi hegemoni Barat memberi kita pengetahuan, kebebasan dan tentunya Kenyamanan. Namin kita tidak sadar bahwa hegemoni ini telah meninggiring kita dengan kebodohan, jiwa konsumtif dan gaya hidup hedonis. Sungguh sialan, kutukku akan emas Freeport yang terbang ke negeri patung liberti.

Bentangan Indonesia dengan sejuta cakrawala, tak hanya untuk didiamkan. Untuk memaksimalkannya kita butuh kesadaran dan gagasan, sebagai kesadaran, sadar akan potensi yang kita miliki. Sebagai gagasan, pemikiran segar dan kontinuitas gerak perlu kita kencangkan. Inilah awal sebuah kemajuan yang faktanya tak terbantahkan

Problematika bangsa kian silih berganti, dari penguasa yang haus akan materi, kepemimpinan yang disalahgunakan, dan umat yang lupa akan Muhammad. Dari sinilah, pemuda seharusnya ada, bukan hanya banyak bicara, hura-hura tapi berkoar dengan hasil cipta.

Sebagai Kaum Muda Rembang, mari Kita sejenak berfikir akan eksistensi dan tanggung jawab kita. Mari kita hidupkan lagi orientasi pedesaan dengan sejuta sumber alam yang selama ini kita tinggalkan. Mari ramaikan halaqoh keagamaan, keilmuan serta riset pedesaan. Mari Kawan, Kita kontrol penguasa kita yang kadang lalim. Mari dan Mari sejenak berdoa kepada penguasa alam semesta semoga niat baik kita dipermudahkannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *