Blogger Rembang ke Puncak Tertinggi Rembang Argopuro

Blogger Rembang –  Sabtu, 21 September 2013 lalu Blogger Rembang yang berjumlah 11 orang mencoba untuk naik ke puncak tertinggi di Kabupaten Rembang yaitu Gunung Argopuro dengan ketinggian 806 meter dpl menurut data wikipedia. Mungkin untuk para pendaki yang sudah benar-benar pendaki ketinggian 806 meter dpl bukan disebut gunung tapi bukit. #jarekancaku

Oke akan saya jebretkan kronologinya:

Berawal dari keingintahuan saya tentang Gunung Argopuro yang disebut-sebut sebagai puncak tertinggi di Kab. Rembang, saya mengajak temen-temen Blogger Rembang lewat grup Facebook Komunitas Blogger Rembang untuk naik ke Argopuro dan sambutan temen-temen blogger pun tak bertepuk sebelah tangan tapi bertepuk tangan dengan ajakan ini.hehe. Setelah berdiskusi tentang perlengkapan dan berapa orang yang akan berangkat disepakatilah berangkat pada hari sabtu, 21 sepetember 2013 (malmingan di gunung itu seru, yakin!!!).

Hari sabtu kami berkumpul di desa Ngroto Kec. Pancur Kab. Rembang sekitar pukul 15.00 WIB. Sepeda motor kami titipkan di rumah warga desa setempat dengan membayar Rp.5.000,-. Setelah cheking peralatan dan sholat ashar pendakian kami mulai pukul 17.00 WIB dari desa Ngroto. Baru jalan sekitar 15 menit ternyata tenaga mulai loyo mengingat sebagain besar tim masih newbie untuk urusan naik gunung, maklum namanya blogger yang banyak bergerak jari-jemarinya bukan kaki.haha.

Istirahat sekitar 10 menit dirasa nafas sudah kembali normal kami pun melanjutkan perjalanan. Jalanan mulai nampak menantang setelah perjalanan sekitar 1 jam. Kiri-kanan nampak jurang. Jalan setapak hanya dapat dilalui untuk 2 orang. Matahari juga sudah mulai menghilang dari ufuk barat. Remang-remang dalam hutan cukup membuat kami harus berhati-hati dalam menyelusuri jalan. Tidak tahu berapa kali kami harus beristirahat untuk menormalkan nafas. Track yang cukup terjal naik membuat paha mulai lelah.  Untung ada salah satu blogger rembang yang selalu menyemangati kami yaitu komandan Pramuka Toif Maliki. Beliau sudah ke 3 kalinya naik Argopuro. Sudah cukup hafal track naik ke puncak.

Sekitar kurang lebih 30 menit sebelum sampai puncak, hari sudah benar-benar gelap. Senter mulai kami keluarkan untuk menerangi jalan. Kiri-kanan jurang banyak ditumbuhi pohon berduri dan track yang tidak jelas naik turunnya membuat tim sedikit putus asa. Sesekali jalan beberapa langkah kami berhenti. Mengatur nafas. Gelap di dalam hutan ditemani suara khas hutan, jangkring dan kawan-kawannya. Ditambah barang bawaan yang cukup banyak. Komandan pramuka tak hentinya menyemangati kami dengan bilang “sediluk maneh tekan, kurang sang munggahan neh..” berulang kali setiap kali kami beristirahat.

Yupz setelah melalui rintangan yang cukup banyak akhirnya kami sampai juga di puncak tertinggi Kab. Rembang Argopuro. Sekitar pukul 19.00 WIB kami sampai puncak. Perjalanan naik membutuhkan waktu 2 jam. Setelah sampai puncak kami berteriak sebagai tanda puas. Terbayarlah sudah perjuangan kami.

Setelah beristirahat sekitar 15 menit mulailah kami membangun tenda untuk menginap. Kayu seadanya yang kami temukan di jalan ketika naik digunakan untuk tiang penyangga tenda. Sekitar 15 menit tenda sudah berdiri dengan baik. Alas sudah digelar. Mulailah membuat perapian untuk membakar 3 ekor ayam dan menyiapkan kopi. Sambil membakar ayam, guyonan khas anak muda pun terlontar mengalir. Mulai cerita sewaktu perjalanan naik sampai urusan cewek.haha.

Tak terasa ayam sudah masak terbakar. Waktunya makan yang sembari tadi perut sudah benar-benar lapar. Makan dengan alas pastik seadanya, nasi satu bakul dituang, diatasnya ayam bakar, sambal dan beberapa lalapan membuat kami tak sabar untuk menyantap. Tak peduli tangan kotor langsung saja sikat ayam. 1 bakul nasi dan 3 ekor ayam ternyata cukup membuat perut benar-benar kenyang. Guyonan yang masih teringat jelas ketika tinggal ceker ayam yang tersisa namun tangan-tangan kami masih sibuk mencari sisa-sisa daging ayam. Salah satu dari kami memegang ceker ayam tersebut dan menggaruk tangan-tangan kami dengan berkata “heh balekno dagingku..” tak ayal tawa kamipun pecah.hahaha

Nasi dan ayam sudah ludes masuk ke perut, giliran kopi untuk disrutup. Sambil ngobrol ngalor ngidul, sebagian sibuk mencari signal untuk sekedar update status atau menghubungi pacar. Kabut mulai datang, pandangan hanya sekian meter saja. Namun kabut hanya singgah di puncak sekitar1 jam, setelah itu kabut menghilang dan bulan cukup cantik malam itu dengan pemandangan dibawah lampu kelap kelip nampak dikejauhan.  Malam yang indah. Sampai akhirnya satu persatu masuk ke tenda untuk tidur.

===

Pagi mulai menyingsing. Matahari masih tampak malu-malu sekitar pukul 06.00 WIB. Sayang kabut yang biasanya ada kini tak nampak. Mungkin karena sedang musim kemarau. Perapian dibuat. Kopi siap disantap. Lagu Ost. GIE diputar. Nikmatnya hidup. Sarapan pagi itu dengan mie instan. Usai sarapan kami pun foto-foto kemudian tenda mulai dirobohkan. Bersih-bersih sekitaran tenda persiapan untuk turun. Menyusuri jalan-jalan terjal lagi. Setelah siap turun, bekas kami menginap sudah cukup bersih. Kami berkumpul berdoa dan tos bersama.

Perjalan turun kami mulai. Meskipun hari sudah terang kami harus tetap waspada. Jalan terjal menurun harus kami tempuh dengan berpegangan dahan-dahan seadanya agar tak tergelincir ke jurang. Meskipun kami cukup hati-hati beberapa dari kami tetap terpelset karena jalanan batu membuat licin. Salah satu dari kamipun hampir ada yang jatuh ke jurang. Untung masih diberi selamat.

Perjalanan turun lebih ringan daripada naik, karena beban bawaan berkurang namun tetap beberapa kali kami harus beristirahat untuk mengatur nafas. Perjalanan turun kami tempuh kurang lebih 1,5 jam. Yang mungkin cukup membuat saya heran sewaktu turun kami berpapasan dengan ibu-ibu yang sudah cukup tua, namun tak terlihat raut lelah di wajahnya. Ya mungkin karena sudah terbiasa. hehe.

Sampai bawah tepatnya di desa Ngroto sekitar pukul 08.30 WIB. Istirahat sebentar ambil motor yang dititipkan di rumah warga, kamipun pulang ke rumah masing-masing dengan membawa kenangan dan capek pegel linu. \m/

===

Kesan dan pelajaran yang bisa saya ambil dari pejalanan ke puncak tertinggi Kab. Rembang Argopuro yaitu kebersamaan dan kekeluargaan diantara Blogger Rembang, selain itu sebagai generasi muda wajib hukumnya untuk ikut dalam pelestarian alam. Tidak merusak alam agar ekosistem didalamnya tetap terjaga. Agar alam ini tetap sejuk terhindar dari global warming yang sekarang ini menjadi perhatian dunia.

Oh ya sewaktu kami naik ada 3 rombongan termasuk kami. Gunung Argopuro ini termasuk salah satu favorit pendaki Rembang, Pati, Tuban dan sekitarnya. Mungkin lain waktu kami akan naik kembali. Salam Gunung Argopuro. Kami akan merindukan mu.

Respon (4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *