Opini  

Studi Pengembangan Usaha Gula Merah Tebu di Pamotan Rembang

Gula Merah Tebu rembang

Pengembangan usaha gula merah tebu di Kabupaten Rembang memiliki prospek baik yang didukung oleh ketersediaan bahan baku, sarana dan prasarana pendukung, permodalan serta strategi pengembangan usaha. Usaha gula merah tebu milik Ibu Arini merupakan salah satu usaha di Kabupaten Rembang, yang dijadikan rujukan dalam pengembangan usaha gula merah tebu.

Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun strategi pengembangan usaha gula merah tebu dengan menganalisis aspek-aspek yang berkaitan, seperti analisis SWOT, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologis serta aspek finansial.

Kajian peluang pengembangan usaha gula merah tebu dimulai dengan menentukan matriks internal eksternal. Berdasarkan hasil yang diperoleh, strategi yang dapat digunakan untuk usaha gula merah tebu adalah strategi integratif (integrasi horizontal). Strategi tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, mengembangkan teknologi dan fasilitas produksi melalui kerjasama dengan pihak lain.

Pada analisis SWOT melalui analisis faktor internal dan eksternal, dihasilkan 4 alternatif strategi usaha yang dapat dilakukan, yaitu SO strategi, ST strategi, WO strategi dan WT strategi. Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan antara lain meningkatkan kapasitas produksi dengan mutu yang baik, melakukan pengawasan bahan baku dan produk, meningkatkan pangsa pasar, dan menerapkan teknologi tepat guna. Keempat strategi tersebut dilakukan dengan saling mendukung.

Kapasitas produksi dalam pengolahan nira tebu menjadi gula merah tebu ditentukan oleh waktu produksi yang tersedia dan kemampuan mesin serta peralatan yang digunakan. Teknologi yang diterapkan pada pengembangan usaha gula merah disesuaikan dengan kebutuhan usaha, kondisi finansial dan kemampuan pekerja dalam mengoperasikannya.

Kondisi kegiatan produksi perusahaan yang biasanya dilakukan selama ini dianalisis dan dibandingkan dengan penerapan teknologi yang baru dalam kegiatan produksi gula merah tebu. Penerapan teknologi dalam upaya pengembangan usaha gula merah adalah penggunaan wajan uap dalam proses pemasakan nira tebu, perlakuan terhadap bahan baku (tebu) dan nira hasil penggilingan tebu. Dalam basis waktu operasi satu hari, kapasitas produksi saat ini adalah 21 kwintal, sedangkan kapasitas produksi pada penerapan pengembangan usaha gula merah tebu adalah 28 kwintal.

Kondisi saat ini membutuhkan total biaya investasi sebesar Rp. 264.925.497 yang terdiri atas modal tetap Rp. 218.025.000 dan modal kerja Rp. 46.900.497. Sedangkan untuk penerapan pengembangan usaha Rp. 364.761.801 yang terdiri atas modal tetap Rp. 308.285.000 dan modal kerja Rp. 56.476.801. Kriteria kelayakan investasi untuk masing-masing kondisi secara berurutan yaitu, NPV sebesar Rp. 257.968.831 dan Rp. 854.471.865; IRR sebesar 40,60 %. dan 51,12 %; Net B/C sebesar 1,97 dan 3,34; BEP sebesar Rp. 195.968.791 atau 59.384 Kg/tahun dan Rp. 158.721.400 atau 45.349 Kg/tahun; PBP sebesar 2,96 dan 1,89 tahun. Berdasarkan hasil tersebut, usaha gula merah tebu layak untuk dikembangkan dengan kedua kondisi, yaitu kondisi yang dilakukan saat ini dan kondisi penerapan pengembangan. Namun jika ditinjau dari indikator NPV, kondisi pengembangan usaha dengan menerapkan alternatif yang ada memiliki nilai NPV jauh lebih besar dibandingkan nilai NPV kondisi usaha saat ini. Sehingga pilihan terbaik untuk mengembangkan usaha gula merah tebu adalah penerapan alternatif pengembangan yang ada, yang didukung pula oleh kriteria investasi lainnya.

Oleh: Mila Fadilah Utami, Skripsi, 2008, Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *