Analisis Efisiensi Kinerja Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dengan Data Envelopment Analysis (DEA): Studi di Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang Jawa Tengah

Abstraksi
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja pengelolaan TPI di Kabupaten Pati dan Rembang. Data input-ouput dikumpulkan secara crossection dari 6 TPI yang dipilih melalui metode purposive sampling yaitu TPI Bajomulyo, Banyutowo, Puncel untuk Kabupaten Pati dan TPI Tasik Agung, Karanganyar dan Tanjungsari untuk Kabupaten Rembang.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan DEA (Data Envelopment Analysis) untuk mengukur skor efisiensi dari masing-masing TPI yang diamati. Efisiensi teknis dari kinerja TPI telah diukur melalui constant return to scale (CCR) dengan maksimisasi Output. Software Banxia Frontier Analysis (BFA) telah dipakai untuk menganalisis data .

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 6 TPI yang diamati ada 2 TPI yang belum efisien dibandingkan dengan TPI lain yaitu TPI Banyutowo dan TPI Puncel. Untuk menigkatkan Kinerja Pengelolaan TPI yang belum efisien maka perlu mengubah pengelolaan TPI melalui penggunaan input dan ouputnya sesuai dengan kebutuhan dan mengacu pada TPI Bajomulyo, Karanganyar dan Tanjungsari. Studi ini menyarankan untuk ditingkatkannya pengawasan dalam pengelolaan TPI agar mampu meningkatkan volume produksinya dengan tetap memperhatikan penggunaan inputnya secara efisien.

Kata kunci: DEA, efisiensi kinerja, tempat pelelangan ikan

Pendahuluan
Pada beberapa tahun terakhir jumlah ikan yang didaratkan di TPI Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang berfluktuasi. Ada yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan. Hal ini kemungkinan besar disebabkan sudah jenuhnya (over fishing) sumberdaya perikanan di Laut Jawa terutama untuk jenis ikan pelagis (Squires et al., 2003). Kebanyakan nelayan di pantai utara Jawa Tengah seperti Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang menggunakan purse seines, yaitu jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis. Selain itu juga dijumpai ada beberapa TPI yang dalam memberikan pelayanannya kurang memuaskan baik dalam hal keamanan maupun harga. Hal tersebut mengakibatkan para nelayan mendaratkan ikannya ke tempat lainnya bahkan ada juga yang secara langsung menjual hasil tangkapannya di tengah laut. Untuk dapat menarik nelayan agar mau mendaratkan ikannya di TPI diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha perikanan terutama dalam hal membenahi Kinerja Pengelolaan TPI yang sementara ini belum mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada nelayan.

Salah satu tugas TPI adalah untuk melakukan transaksi jual beli melalui pelelangan sehingga harga ikan menjadi lebih tinggi dan stabil serta memberikan keuntungan bagi nelayan. Untuk menjaga kestabilan harga diperlukan usaha-usaha untuk mengoptimalkan fungsi dari TPI. Pada umumnya pengolaan TPI di Jawa Tengah, rasionalitas pemakaian input dengan output yang dihasilkan adalah belum layak secara ekonomis seperti yang disimpulkan dalam riset Susilowati et al. (2003). Fenomena seperti ini terjadi  juga baik di Kabupaten Pati maupun Kabupaten Rembang. Berkenaan dengan hal tersebut muncul pertanyaan penelitian yang perlu dijawab dalam penelitian ini, yaitu: Bagaimana kinerja pengelolaan TPI di Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang? Apakah kinerja pengelolaan TPI di daerah tersebut sudah dilakukan secara efisien?

Materi dan Metode
Efisiensi dapat diestimasidengan teknik analisis Data Envelopment Analysis (DEA) yang memiliki karakter berbeda dengan konsep efisiensi pada umumnya (yang diestimasi dengan pendekatan parametrik. Ada beberapa alasan mengapa alat analisis DEA dapat dipakai untuk mengukur efisiensi suatu proses produksi, yaitu: (1) efisiensi yang diukur adalah bersifat teknis, bukan ekonomis. Ini dimaksudkan bahwa, analisis DEA hanya memperhitungkan nilai absolut dari suatu variabel. Satuan dasar pengukuran yang mencerminkan nilai ekonomis dari tiap-tiap variabel seperti harga, berat, panjang, isi dan lainnya tidak dipertimbangkan. Oleh karenanya dimungkinkan suatu pola perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda; (2) nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan UKE (Unit Kegiatan Ekonomi) yang diperbandingkan (Nugroho, 1995).Selanjutnya efisiensi untuk mengukur kinerja proses produksi dalam arti yang luas dengan mengoperasionalkan variabel-variabel yang mempunyai satuan yang berbeda-beda, yang kebanyakannya seperti dalam pengukuran barang-barang publik ataubarang yang tidak mempunyai pasar tertentu (non-traded goods) maka alat analisis DEA merupakan pilihan yang paling sesuai (Mumu dan Susilowati, 2004).

Data Envelopment Analysis(DEA) merupakan sebuah pendekatan non parametrik yang pada dasarnya merupakan teknik berbasis linier programming. DEA bekerja dengan langkah mengidentifikasi unit-unit yang akan dievaluasi, input serta output unit tersebut. Kemudian menghitung nilai produktivitas dan mengidentifikasi unit mana yang tidak menggunakan input secara efisien atau tidak menghasilkan ouput secara efektif. Produktivitas yang diukur bersifat komparatif atau relatif karena hanya membandingkan antar unit pengukuran dari 1 set data yang sama. Dalam penelitian ini DEA ditujukan untuk mengukur efisiensi Tempat Pelelangan Ikan (memfokuskan pada identifikasi penambahan output yang diperlukan untuk mencapai kondisi ideal dengan mempertahankan input yang dimiliki saat ini).

Hasil dan Pembahasan
Perhitungan analisis efisiensi TPIdi Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang dengan menggunakan Data Envelopment Analysis(DEA), dengan memasukan 13 variabel input yaitu; Panjang Pendaratan, Luas lantai lelang, Jumlah kapal Bongkar per hari, Jumlah Personalia TPI, Jumlah alat tangkap, jumlah kapal, jumlah juru lelang, jumlah juru bongkar, jumlah nelayan, jumlah bakul, jumlah basket, jumlah timbangan, dan jumlahgerobak. Sedangkan variabel outputnya terdiri dari nilai raman dan share omzetmasing-masing TPI terhadap produksi ikan Jawa Tengah.

Kesimpulan
Untuk menilai Kinerja Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kabupaten Pati dan Rembang selama tahun 2004 digunakan Data Envelopment Analysis(DEA). Kinerja pengelolaan dari 6 TPI yang dianalisis di Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang menunjukkan belum mencapai efisien semua. Ada dua TPI yang belum mencapai efisien yaitu TPI Banyutowo dan TPI Puncel. Untuk meningkatkan kinerja TPI yang belum mencapai efisiensi maka perlu menggunakan input-input yang sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan input-input tersebut tidak terlepas dari adanya pihak-pihak yang terkait untuk dapat melakukan pengurangan input maupun peningkatan output. Seperti halnya pemerintah dan lembaga yang berwenang untuk mengatur dan mengeluarkan ijin seharusnya mampu untuk mengontrol melalui kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan usaha penangkapan ikan.

Oleh: Budi Sudaryanto, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Sumber: EMPIRIKA, Jurnal Penelitian Ekonomi, Bisnis dan Pembangunan, Vol.19 (No.1). pp. 35-46.

Foto: http://www.flickr.com/photos/43560286@N02/4358518714/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *